Rendy Apricano
Senin, 31 Oktober 2011
Selasa, 27 September 2011
Jumat, 23 September 2011
proposal tugas DI 4
Latar Belakang Masalah
Sejarah Perkembangan Kantor
Pada masa yang terdahulu, sejarah perkantoran pada awalnya adalah sebuah ruangan yang terdapat di dalam rumah saja. Tetapi karena kebutuhan ruang kantor yang tidak memadai dalam sebuah rumah dan beberapa hal yang harus dipenuhi dalam sebuah kantor menjadi semakin bertambah, sehingga dibangunlah gedung – gedung bertingkat yang kemudian disewakan untuk kantor – kantor yang biasa kita kenal sebagai rental office. Rental office dianggap dapat memenuhi kebutuhan masyarakat perkantoran saat ini yang dikarenakan oleh efektivitas, efisiensi dan lebih menghemat lahan. Sebenarnya, sebuah bangunan atau rumah tua dapat berfungsi sebagai kantor dan dapat disamakan dengan sebuah gedung perkantoran skala kecil. Untuk kantor dalam bentuk ini cukup disediakan ruang – ruang kecil dan fasilitas yang ada dapat memberikan rasa nyaman serta informal.
Sebelum tahun 1880, kegiatan yang menyerupai kantor hanya ditemukan dalam istana/ rumah, yaitu berupa runag kerja/ ruang belajar yang ditempatkan pada sudut ruang. Setelah tahun 1880, pada tahun 1880-an, gedung – gedung kantor secara mengejutkan muncul dalam sejarah arsitetur,maka kemudian mendesian kantor menjadi suati kegiatan baru. Tahun 1890-an, dengan adanya pemisahan kesibukan anara kantor – kantor dan ruang tinggal, maka menanggapi kegiatan perkantoran yang semakin berkembang,mulai tempat – tempat yang disewakan sebagai kantor.
Awal abad 20, seiring dengan berembangnya ilmu konstruksi, gedung bertingkat atau pencakar langit khusus untuk perkantoran, bersamaan dengan mulai berdirinya perusahaan – perusahaan raksasa. Tahun 1930 – 1940, kantor – kantor mulai didsesain dengan system ‘ open space ‘ dengan menggunakan partisi semi pebuh dan untuk para eksekutif dengan lebih private. Gedung kantor yang pertama kali dikonstruksikan adalah Philadelphia Saving Fund, Belanda, oleh William Lescare, tahun 1932. Tahun 1950-an, masuknya revolusi computer ke kantor, tela mengubah kegiatan kantor. Adanya ruang computer berikut peratornya membuat ‘ office planning ‘ menjadi ‘ office landscaping’ atau ‘ office planning ‘.
Sekarang, penataan ruang dalam kantor lebih fleksibel, cara berpikir konvensional tentang ‘Private Executive Office‘ diubah sehingga ruangan kerja dapat digunakan secara lebih efisien, dengan bentuk furniture yang jauh lebih modern.
Awalnya perancangan kantor bersifat sementara ( dapat diganti ), dibatasi oleh beberapa partisi, ruang disusun secara berdampingan dan biasanya terletak di sudut sebuah took atau pabrik. Rancangan gedung kantor yang berhubungan dengan pabrik atau gedung muncul sekitar tahun 1900 untu melayani perusahaan raksasa, yang system produksi dan distribusinya berskala besar.
Sedangkan bangunan kantor diketahui ada sejak abad pertengahan, sebelumakhir abad ke-19, di Amerika dan Eropa, gedung- gedung komersial termasuk kantor menjadi salah satu bangunan yang penting.
Pada dasarnya, pengertian kantor dapat ditinjau dari dua segi, yaitu :
1) Dari Segi Fisik
Dari segi fisiknya : adalah kantor dalam arti sempit, kantor dalam bentuk luarnya atau gedungnya, sehingga bersifat statis. Dalam arti statis, kantor merupakan
suatu tempat pelaksanaan kegiatan tata usaha atau pelaksanaan kegiatan yang bersifat tulis – menulis.
2) Dari Segi Aktivitas
Dari segi aktivitasnya atau kegiatannya; kantor mempunyai sifat dinamis, dalam arti ada pembagian tugas. Pembagian tugas atau pekerjaan merupakan salah satu asas dalam suatu organisasi. Setiap kantor pada hakikatnya juga berkedudukan sebagai suatu organisasi.
Sejarah Perkembangan Kantor di Indonesia
Corak Kapitalisme yang dibawa Belanda ( VOC ) abad 17 dengan memperkenalkan dan mengembangkan sistem – sistem managemen dengam wadah perkantoran dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Pada zaman colonial ini, usaha – usaha perdagangan dilakukan di tempat khusus yang terorganisir dan disebut Kantoor dalam bahasa Belanda.
Sejak Negara Indonesia merdeka sampai sekarang, sekitar tahun 1960, kebuttuhan akan perkantoran masih tertampung pada bangunan peninggalan masa colonial. Tetapi pada masa selanjutnya, akibat larangan pemerintah menggunakan rumah tinggal sebagai wadah kegiatan perkenatoran dan semakin majunya kegiatan ekonomi di kota – kotabesar, seperti Jakarta, maka tuntutan akan bangunan – bangunan perkantoran membuat secara pesat, dibangunnya gedung – gedung perkantoran modern dengan segala aktifitasnya
Pengertian Retail
Retail adalah bagian paling akhir dari proses panjang sebuah pemasaran. Dalam artian, proses penjualan suatu produk yang ditujukan langsung untuk kebutuhan konsumen akhir. Konsumen akhir ini adalah pembeli barang atau jasa yang memanfaatkan produk yang dibelinya untuk keperluan personal atau untuk dikonsumsi secara pribadi. Pembeli terakhir ini membeli produk eceran dari sebuah perusahaan retail semacam supermarket atau mini market tanpa ada niatan untuk menjualnya kembali.
Berbeda dengan penjualan grosir, yang merngharuskan pembelian dalam ukuran koli atau per-kardus., penjualan retail memungkinkanpembelian dalam ukuran renceng atau satuan. Dengan demikian, harga atau biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh suatu produk-pun akan sedikit hemat.
Persebaran Perusahaan Retail
Perusahaan retail adalah perusahaan yang mengincar konsumen atau pembeli akhir. Dengan begitu, persebarannya pun tidak akan terpusat pada satu titik keramaian, tetapi menyebar ke hampir seluruh pelosok suatu daerah. Maka, tak perlu heran jika saat ini begitu banyak perusahaan retail sekelas minimarket yang berkembang dan memenuhi tiap pelosok daerah layaknya pertumbuhan jamur di musim hujan.
Satu tujuan pasti yang ingin diraih perusahan retail apapun tentu keuntungan yang maksimal. Alas an inilah yang mendorong pemilik perusahaan retail untuk membangun dan membuka cabang sebanyak-banyaknya guna mengeruk seluruh uang dari konsumen akhir tadi.
Strategi Penjualan Perusahaan Retail
Meskipun teori Darwin sudah tidak diakui lagi dalam dunia pendidikan, dalam dunia Retail, sepertinya teori ini masih dipertahankan. Siapa yang kuat dialah yang bertahan. Kuat disini bukan hanya bergantung pada modal (meski tak dapat dipungkiri bahwa modal adalah kekuatan utama bagi para retailer), melainkan pada strategi penjualan.
Strategi penjualan adalah suatu cara atau program yang dijalankan perusahaan retail untuk menarik dan mengikat konsumen sebanyak-banyaknya agar loyal pada perusahaan miliknya. Beragamnya jenis perusahaan retail, tentu mengharuskan setiap perusahaan memiliki strategi sendiri untuk memuaskan pelayanan terhadap konsumen akhirnya itu.
2 cara penting yang dapat dilakukan perusahaan retail untuk mencapai kesuksesannya, yakni sebagai berikut :
1. Pelayanan Terbaik
Pelayanan terbaik tentu saja bukan hanya terbatas pada pelayanan yang diberikan karyawan sebagai ujung tombak perusahaan, melainkan terhadap beberapa aspek penting lainnya, semisal persaingan harga, kenyamanan selama transaksi dan yang paling utama adalah kelengkapan barang kebutuhan konsumen.
2. Kegiatan Promosi
Sudah bukan hal yang aneh jika tiap perusahaan retail memiliki beberapa kegiatan promosi terkai penjualan di perusahaannya. Promo disini bias berupa penurunan harga barang suatu produk yang dilakukan secara periodic dan kontinyu atau kegiatan konsumen gathering bagi siapa saja konsumen yang loyal.
Memang masih banyak sekali cara yang bias dilakukan oleh setiap perusahaan retail untuk menarik minat dan mengikat konsumen serta menjadikannya sebagai konsumen loyal. Namun, dua cara yang baru saja dibahas adalah strategi penjualan paling memungkinkan dilakukan dan berpotensi meraih untung maksimal guna mencapai kesuksesan perusahaan
Langganan:
Postingan (Atom)